Gue punya 2 anjing. Yang satu namanya Gufi dan gue gak mau cerita tentang dia. Dia itu aib keluarga karena sudah hamil diluar nikah. Yang lagi satu namanya Geri. Geri ini kombinasi Cihuahua and Peking. Jadi berasa pelihara Paris Hilton di rumah. Kalo gue lagi ngiri-ngiri gemana gitu sama Paris, tinggal gue geplak-geplak pake sandal si Geri, terlampiaskanlah.
Ada satu hal yang bikin gue kesel sama anjing laknat ini. Dia demen banget gigitin sandal gue. Sandal guweh!!! CUMA SANDAL GUE!! Biar ada puluhan sandal disebelahnya, yang dicari hanya sandal gue. Dosa apa coba gue. Padahal yang kasi makan dan mandiin dia cuma gue. Yang sering menombak dia dengan sapu adalah emak gue. Tapi...tetep cuma sandal gue yang digigit sampai putus. Itupun cuma yang kanan. Sampai saat ini gue sudah membeli lebih dari 5 pasang sandal jepit dan berkat gue warung depan rumah jadi laris dagangan sandalnya. Dan untuk kesekian kalinya gue malas beli sandal lagi. Gue temukan sandal jepit oranye untuk kaki kiri dan sandal jepit item buat kaki kanan. Udah kayak Yin and Yan versi gue. Tak peduli kemanapun pergi, tanpa sadar sudah gue pakai sepasang sandal eye catching. Alhasil, dari kusir andong sampai pak polisi mendadak perhatian ke gue. Guenya sih blushing blushing gitu diperhatiin banget, berasa Selena Gomez ngonde ke pasar.
Apa yang salah dengan kaki gue? Gue coba mencium-cium kaki gue, lalu dibandingkan dengan kaki-kaki yang lain, tak ada bedanya, sama-sama tengik. Malahan yang paling tengik plus asam kecut adalah kaki adik gue pas dia pulang sekolah. Tapi....sandal atau sepatunya tak pernah digigit. Gue lelah memperkaya warung di depan. Gue rasa ibu dagang itu sangat memuja si Geri, kalau boleh mungkin dia sudah sembah sujud di depannya Geri agar semakin menggiatkan kegiatan gigit menggigit ini. Apa mungkin karena gue belum potong kuku yah? Mungkin sebaiknya gue ganti sandal jepit karet dengan trompah alias bakiak kayu. Pasti lama putusnya tapi gue bakal benjol dimana-mana gara-gara ditimpukin semua orang. Secara suara bakiak itu cetar membahana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar