Maret 14, 2011

My Brother is Extremely Smart

Well, setelah beberapa kali melakukan beberapa tindakan bodoh, gw pikir adek pertama gw ini sudah cukup insaf dengan semua kata-kata mutiara gw. Tapi nyatanya tidak. Brainnya terlalu smart sehingga hal simple jadi so complicated di otaknya. Kalau menurut kita cara mengirim surat ke kantor pos is much much easier than mencari tau penyebab komputer ko'it, menurut dia adalah kebalikannya.
Yah kapan hari gitu paman gw nyuruh dia ngirim charger BB nya dalam bentuk paket ke Jakarta. Nah...dianya sih enteng-enteng aja menyanggupi request itu dan gw tidak mau ikut campur mengingat yang dititahkan adalah dia dan parfum CK mahal sudah ditangannya sebagi upeti. And then keesokan harinya, adek terkutuk gw itu dengan segala kerendahan hati menyerahkan semua tugas mulia itu ke gw. Oh...tidak bisa.............itu sangat tidak bisa diterima oleh asas 'take and give' yang gw anut. Tapi karena males direcoki, gw cuma bisa kasi tau apa yang harus dilakukan.

CARA MENGIRIM PAKET:
1.Siapkan barang yang akan dipaketkan
2.Temukan kotak yang pas sebagai tempatnya.
3.Bungkus kotak dengan kertas coklat
4.Beri selotip pada semua bagian kotak
5.Pastikan alamat pengirim dan yang dituju sudah ditulis jelas.

Gak usah ditulis juga orang-orang udah pada tau caranya, tapi gw adalah kakak yang baik hati, penyayang, lemah lembut, dan males punya adek dengan IQ brain 'down to earth' alias melata. That's why semua steps diatas gw diktekan satu persatu. You know what he did?

CARA MENGIRIM PAKET ALA SMART BOY:
1.Menyiapkan barang paketan yang dalam kasus ini adalah charger kecil2 biji.

2.Mencari kotak segede gaban atau lebih tepatnya kardus agar memberi efek dramatis pada penerimanaya (ini ide briliant smart boy yang sangat tidak efisien).

3.Setelah kuliah panjang dari gw, dia menjadi very extremely smart dengan memutuskan memakai kotak teh celup isi 25 kantong yang nyata-nyata sangat tidak cukup untuk ukuran chargernya (mungkin waktu kecil dia salah minum susu formula buat anjing pudel).

4.Emak sangat prihatin dengan kondisi otak adek gw, so akhirnya dia bantu dengan memberikan salah satu koleksi kotak sandal yang selalu dia simpan rapi untuk situasi dan kondisi yang tidak terduga macam ini (berarti secara tidak langsung emak gw menyadari kesalahan proses pembuahan yang terjadi 22 tahun yang lalu. Naga-naganya emak lagi mempraktekkan ajaran kama sutra versi tersulit, tapi karena sedikit encok, pinggang keslimpet endingnya brain adek gw tulat-tulit. Jadi.....waspadalah bila bercinta!!!)

5.Si adek menemukan bahwa ada ruang tersisa di kotak setelah charger dimasukkan. Hasilnya, bila dibanting kotak itu akan menimbulkan suara berisik yang menurut dia bukan masalah besar. Tapi menurut gw akan jadi bencana bila barangnya cuma bisa jadi alat pencekek lehernya kalau sudah sampai di Jakarta dan rusak.

6.Setelah dengan tabah memberi petuah (sambil mengasah pisau pastinya) untuk menambah beberapa kertas untuk memenuhi ruang kosong di kotak itu, si adek semakin membabi buta smartnya. Kertas-kertas yang dia kumpulkan justru digunting-gunting kecil mirip potongan kertas di dalam balon ulang tahun. Pertanyaan gw cukup simple, “Elu mau kirim buah-buahan atau charger?” Jawabannya juga cukup simple, “Biar pas dibuka keliatan meriah.” (O.K. Gw sangat yakin semua mantan wali kelasnya sangat bahagia ketika dia naik kelas atau lulus sekolah 'coz tidak ada lagi murid kacau dengan nilai penuh dilema).

7.Paket ini diminta agar satu hari sudah sampai ditujuan, jadi mesti pakai paket super cepat kilat. Gw cek di kantor pos ternyata paling cepat sampai ditujuan 2 hari. Jadi, gw suruh si adek buat kirim pake Tiki on the way ke tempat kerjanya. Di little town kayak tempat gw belum dijamah Tiki, cuma ada Tila alias titipan lama. Pas dia mau jalan,muncul perdebatan aneh bin stupid, “Kirim kemana?” Untung gw punya hati seluas samudera, “Kirim pake tiki.” Dan replynya cukup bikin gw speechless, “Tiki itu apa?”
“Titipan Kilat.”
“Trus Titipan Kilatnya dikirim lewat mana?”
“Lu cari Tiki di daerah Gatsu.”
“Iya, terus Tikinya dikirim dimana?”
“Di rumah tetangga deket jurang aja deh. Tiki itu nama kantor pengiriman paket, dudutz. Lu online jangan buka Miyabi mlulu, skali-kali baca Wikipedia ato news lainnya!!!!!!!!” (saat itu gw udah niat bakar-bakaran tapi herannya emak cuma nonton perang kami dengan damai sambil bawa sendok goreng. Mungkin kalau dia turut campur takut dipersalahkan atas kelahiran mahluk super cerdas ini)

After all, gw gak mau tau nasib paketannya, entah nyampe atau tidak itu urusannya dia. Lagian paman gw iseng banget nyuruh dia.Mestinya paman gw itu ngecek keaslian dan kepastian semua ijazahnya sebelum memberi tugas apapun ke dia. Atau at least tes dulu dengan beberapa pertanyaan simple macam, apa itu paket, siapa penemu pengiriman jarak jauh, siapa bapak pos sedunia, bagaimana ratio pengiriman jarak jauh, berapa percepatan yang dialami truk pengangkut paket? Kalau dia bisa jawab semua itu, hati-hati dah. Gak usah nyuruh anak jenius buat melakukan hal sederhana seperti ngirim paket karena itu diluar jangkauan otaknya. Orang kira gw bangga dan bahagia punya adek smart gtu, tapi nyatanya gw merana, teramat sangat merana karena selalu harus menjelaskan hal kecil yang anak SD bisa jawab sambil nungging.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar