Juli 22, 2013

Di Romusha (Again???) - part 2


Seperti yang pernah gue bilang sebelumnya, sebelum tantenya Shinchan itu hengkang dari Indonesia, hidup gue belum tenang. 2 hari sebelum keberangkatannya ke Jepang, gue nganterin Asako ke hotelnya di Kuta. Well, gue paling gak suka ke kuta. That's why gue buta wilayah disana. Sebelum berangkat gue cek google map tempat dia menginap dan puji Tuhan hotel itu tidak ada di peta. Baiklah sodara-sodara gue emang ditakdirkan terjajah sampai akhir hayat.
Menurut buku agenda, jadwal hari itu adalah singgah bentar di Pasar Seni Sukawati, Hotel, Pantai Jimbaran, karaoke. First, dia mau cari baju 'I Love Bali' versi yang tidak lazim. Dia pengen cari T-shirt cewek yang agak panjang dengan tulisan I Love Bali yang kecil di sisi kanannya. Yang kayak gitu mah adanya di butik kale. Tapi biarlah dia ngubek-ngubek pasar ampe gempor.
Ini nih model T-shirt yang dia pengen dengan tulisan I Love Bali kecil banget di sisi kiri


Finish keluyuran tanpa hasil di pasar seni, kami singgah lunch bentar and guess what, jam udah menunjukkan pukul 14.00. It means mesti buru-buru ke hotel biar bisa ke Jimbaran on time. Berbekal pengalaman pahit terdahulu ketika nganter dia ke hotel juga, kali ini gue lebih hati-hati dan pelan-pelan begitu memasuki kawasan Legian yang memang satu arah. And finally we found the hotel. Sampai di hotel yang ada gue tepar ngojek lebih dari 70 kilo. Gue advise dia buat ngebatalin acara ke Jimbaran yang cukup jauh dari hotel. Dan sebagai gantinya gue sarankan kita jalan di Beach Walk sajo. Dia setuju dengan menambahkan acara shopping ke Kuta Square dan karaoke. Muka gue udah kucel banget dan sebenernya pengen bobo adem di kasur hotelnya. Belum lagi gue bingung cari karaoke di daerah Kuta. Kalau di Denpasar mah banyak yang gue tau. Dengan modal pasrah gue berangkat ke Kuta Square. Seperti biasa tante ini belanja 3 biji tapi milihnya luama selama mandiin 5 kebo dewasa. Gue udah mulai laper neh dan herannya dia gak ada tanda-tanda ngajak dinner.

Lanjut ke Discovery Shopping Mall, gue udah starving. Setelah dicek, kagak ada karaoke lagi disana, udah tutup. Gue bilang mending makan aja dulu. Gue udah bikin jejak iler ngeliatin Pizza Hut, KFC, Star Buck dan kawan-kawannya. Ini tante pura-pura budeg atau dia gak ngerti apa yang gue bilang. Dia tetep nyeret gue nyari karaoke yang dia tau lokasinya deket mall itu meski dia gak terlalu yakin. Bintang-bintang mulai bertebaran di mata gue tanda lapar gue udah akut. Gue mau cari parkiran tapi entah kenapa gue terus keluar di tempat yang sama lewat pintu yang berbeda. 1 jam lagi gue gak dapet makan, pasti anak itu tinggal namanya saja pulang ke Jepang. Dengan menyeret-nyeret langkah gue ngikutin kemana si Asako pergi. Gue udah gak tau itu di lantai berapa, harus kemana dan bagaimana. Di mata gue cuma ada nasi goreng. Hebatnya dia bisa menemukan parkiran dengan santai dan mudahnya. Mungkin gue harus lebih sering main kesini. Keluar dari mall gue bergerak ke arah yang dia tunjukan. Meski gue parah baget tentang wilayah Kuta, tapi kok gue skeptis berat sama karaoke yang pernah dia lihat. Perasaan gak ada lagi karaoke disini tapi club plus karaoke mah banyak.
Tiba-tiba dia nepuk bahu gue dan nunjuk ke sebrang jalan. Gue menepi buat ngeliat tempat yang dimaksud dan syaitooooonnnnn........yang dia tunjuk itu MUSRO.

"Eh kampret, itu Musro. Itu night club plus karaoke."
"Wkwkwk........"
"Are you going to watch sexy dancer or sing a song?????????"
"Tidak lihat night clubnya. Lihat 'karaoke' dake.
"Mata lu siwer. Udah kita ke Beach walk aja sambil cari makan."
"O.K"

Sampai di Beach Walk, mata gue semakin nanar melihat berbagai restoran dengan aroma menakjubkan. Gue udah gak tahan lagi. Gue nyeret dia ke restoran tapi badan gedenya lebih kuat nyeret gue ke tempat lain yang gak jelas juntrungannya. Dia masih sibuk liat denah mall nyariin karaoke. Dan gue dipojokan jambak-jambakin rambut.
Waktu itu lagi ada event 'Angry Bird'. Semua orang diundang buat main ketapel angry bird raksasa. Gue pengen angry birdnya diganti sama Asako biar bisa gue lempar ke tumpukan bata dengan batu segede bagong.
Beberapa menit kemudian gue sudah berdiri pasrah di depan information centre. Petugasnya mungkin bingung liat 2 mahluk di depannya. Yang satu sumringah dan bersemangat ingin bertanya dan satunya lagi macam pasien rumah sakit jiwa yang melarikan diri. Gue tau Tuhan sangat mencintai gue sehingga dia memberi cobaan yang banyak. Belum ada karaoke di mall itu. Gue disarankan pergi ke suatu tempat yang tidak terbayang lokasinya karena otak gue sudah ngepak barang buat pindah ke kepala orang lain. Petugas itu ngoceh jelasin petanya, si Asako berusaha memahami yang diucapkan, gue bentur-benturin kepala di tembok.

Sudah jam 10 malam dan gue masih belum dapat asupan gizi sedikit pun. Tujuan kami Jalan Raya Kuta dan gue mengarahkan motor ke Jalan Pantai Kuta. Setelah bertanya sana-sini akhirnya gue memaksa otak gue buat bekerja dengan sisa kekuatan terakhir demi memahami lokasi yang diinformasikan. 10 minutes later kita sampai di tempat karaoke yang SESUNGGUHNYA.........dekat dengan hotelnya. Memang segalanya perlu perjuangan. Dan perjuangan kali ini layak diacungi jari tengah.
Sampai di dalam gue pesan makanan dulu instead pesan ruang karaoke. Dan begitu makanan tiba, gue udah kalap makan though it's too late since I'd got stomachache. Gue gak peduli sama karaokean, biar dia puas nyanyi ampe monyong 2 jam yang penting gue makan. Pas nyanyi, anak itu naik ke sofa sambil teriak-teriak nyanyi lagu yang gue kagak ngarti. Duh......belum dikasi 'sake' aja udah kayak gini gayanya gemana ditambahin beberapa botol minuman yang bikin mabok. Belum lagi sebenernya dia juga udah laper, jadi sambil makan dia nyanyi. Duile....pantes dah lu gak dapet-dapet laki ampe sekarang. Masih lebih manis gaya gue.
Finish eating, barulah kami dapet tambahan power buat nyanyi. Wokeh...gue tantangin lu nyanyi. Gue sibuk nyanyi lagu western dan dia sibuk nyanyi lagu Jepang dengan teks yang gue tak bisa pahami. Ibarat kamar hotel, kami pilih twin room. Meski satu ruangan tapi beda aliran. Belakangan, kami mencoba bertukar kebudayaan. Dia pilih lagunya Agnes Monica yang 'Teruskanlah' untuk dinyanyikan. Gue cuma nyengir aja dia milih lagu itu, emang bisa nada tinggi ala Agnes. While gue pilih lagunya Utada Hikaru yang 'First Love'. Hasilnya: kami saling menertawakan lawan.
Gagal di lagunya Agnes, dia berusaha cari lagu Indonesia yang lain untuk membuktikan bahwa dia cinta Indonesia. Sayangnya dia tidak cinta orang Indonesia yang di depannya ini. Finally dia menyanyikan lagunya JKT 48 yang gue gak pernah tau itu ada. Kalau gak salah judulnya 'Ponny Tail' ataw 'poni taeru'. Gue cuma tau Heavy Rotation, itupun karena sering muncul di iklan. Hebatnya dia sukses menyanyikannya sambil jingkrak-jingkrak pula. While gue mangap-mangap merhatiin persamaan video klipnya sama mahluk di depan gue itu.
Dannnn..............satu-satunya duet yang bisa kami lakukan adalah dengan menyanyikan lagu 'Kokoro No Tomo' versi Zivilia.

Asako : Anata kara kurushimi o
Ubaeta sono toki
Watashi nimo ikiteyuku
Yuuki nga waite kuru
Gue : Hidupku hampa tanpa dirimu
Sepi merasuk dalam jiwaku
Peluk diriku genggam tanganku
Rasakan cintaku
Asako : ai wa itsumo rarabai
Tabi ni tsukareta toki
Tada kokoro no tomo to
Watashi o yonde
Gue : Senyumanmu bahagiaku
Tangisanmu itu lukaku
Kan kusimpan dalam hatiku
Rasa ini takkan mati

Dan begitulah kolabarosai dua budaya, dua bahasa dan dua negara yang harmonis ketika perut sudah kenyang. Satu hal yang gue lupa adalah belum memperkenalkan lagu dangdut ke dia. Meskipun semua berakhir bahagia, indah dan melelahkan, tapi gue tetap harus menyiapkan segudang kegiatan untuk Desember depan. Gue tidak ingin dizolimi lagi untuk kesekian kalinya. Mungkin gue pura-pura ikut holiday camp atau cepat-cepat cari pacar biar dia segan ngerecokin gue. Dan agar Tuhan tidak memberi lebih banyak cobaan lagi, sebaiknya mulai sekarang gue mulai minta maaf ke semua orang dan rajin sembahyang.


God Bless Me.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar