November 10, 2013

I'm More than O.K

September 2013

Finally gue memutuskan untuk bekerja lebih keras agar keinginan gue jalan-jalan ke Singapura terwujud. Meski gue gak yakin bakal bisa berangkat karena sedikit masalah, tapi gue berusaha aja dan lebih khusuk berdoanya. Gue akan lebih religius bila ada maunya (sorry God). Ini adalah salah satu resolusi untuk tahun ini dan entah kenapa gue lebih mengedepankan jalan-jalan ke luar negeri ketimbang punya suami dan anak. Mungkin kepala gue perlu sedikit diperbaiki di ketok magic. Tapi alasan adik gue yang extremely smart itu boleh juga. Katanya kalau ditanya sama dewa pencabut nyawa "Pernahkah kamu ke luar negeri?", maka lebih afdol kalau kita jawab 'ya'.

Adalah 4 orang aneh yang berencana menjadi backpacker di Singapura. Ada gue, Smart Boy yang dalam kasus ini ikut-ikutan, Ipunk sang penggagas dan Je yang juga kasusnya sama dengan adik gue 'ngikut'. Ceritanya kita udah beli tiket 10 bulan sebelumnya dengan harga miring, semiring otak gue. Dengan 500 ribu kita udah dapet return ticket. Jika dibandingkan dengan tiket ke Raja Ampat yang bisa mencapai 3 jutaan, maka janganlah kami dianggap tidak mencintai wisata dalam negeri. Tapi yang namanya cita-cita pasti banyak cobaannya. Dan gue sedang diuji waktu itu. Tabungan untuk plesiran tiba-tiba dipinjam nyokap. Jadi gak tega karena ekonomi lagi sulit. Lalu dollar mulai neik tangga sampai kami ngesot-ngesot buat menahannya. Pada waktu itu 1 SGD = 9.100. Itu kurs yang cukup fantastis buat backpacker kere ala kami. Si Smart Boy pernah berfikir bahwa setelah pelaksanaan Miss Universe di Bali mungkin dollar akan turun. Yang terjadi adalah kebalikannnya. Plan terus berubah tiap bulannya karena situasi yang tidak menentu.



Entah kenapa gue selalu menghayal bertemu pria yang tidak mau disebutkan warna kolornya itu di bandara dalam perjalanan gue ke Singapura nanti. Gue cuma pengen menunjukkan kalau gue juga bisa bersenang-senang. Hah...ternyata tanpa disadari sebegitunya hati gue. Dengan berlalunya waku dan banyanya masalah dan urusan yang muncul, gue sudah lupa semua hayalan tidak bermutu itu sampai suatu siang.

kring....kring......kringgg.....
Gue : (muka manyun dan bete akut karena dering telepon mengintrupsi intensitas gue mandangin Song Joong Ki sang actor Korea di salah satu dramanya)
: Alo! (sambutan gue cukup membuat yang salah sambung akan menutup telepon dengan segera)

Ada jeda.....
X : Hi bu guru, apa kabar?
Gue : Sapa neh?
X : .....i.......ik..........sa........ri
Gue : Apa seh? Sapa neh? Eh iseng banget jadi orang.
X : ...lo........ha...........o.....sa...........de....
Gue : Apa seh????? Siapa nih.....suranya gak jelas putus...putus....woooiiii....

Klik  (telepon ditutup)

Gak sopan banget ganggu kemesraan gue dengan Song Joong Ki. Tapi gue merasa mengenal suara itu dan sepertinya itu telepon dari jauh karena jeda sekian dettik setelah kita menjawab telepon itu serasa itu dari sebrang lautan nan jauh. Tiba-tiba gue ingat sesuatu dan persetanlah dengan Song Joong Ki. Setelah gue cek nomor telepon yang masuk...yah..itu nomor luar negeri dan saat itu juga gue tau siapa orang tadi. Oh God you msut be crazy for sending him back. I've already closed the book of him and I don't like reading twice even though it's best seller book.
Dan begitulah seperti dugaan gue, pria itu kembali lagi wara wiri di hidup gue meski gue acuhkan. Dan sejak saat itu pula gue janji akan melakukan apapun agar gue bisa berangkat travelling. I just want to show that I'm more than O.K without him. Here it is the time for sweet revenge.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar